Profil Muslim Ideal
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam secara total, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuhmu yang nyata.” (QS. Al Baqarah : 208)
Amal yang harus dilakukan pertama kali oleh seorang muslim adalah memperbaiki diri (islahunnafsi). Perbaikan diri harus dilakukan dengan berbagai cara dan sarana hingga mampu meningkatkan derajat kemusliman kita menjadi muslim ideal.
Pribadi muslim ideal inilah yang kelak menentukan keberhasilan kerja berikutnya. Perbaikan keluarga dan masyarakat akan berjalan mulus ketika agen perubahannya terdiri dari orang-orang yang memiliki komitmen kepada islam. Begitulah tabiat al Islam. Ia tidak akan dapat diperjuangkan, kecuali oleh mereka yang siap menerimanya dalan segala aspeknya. Ironis jadinya bila seorang ingin memperjuangkan islam sementara dirinya jauh dari bimbingan islam. Simaklah sindiran Allah swt dalam Al Qur’an.
“Adakah patut kamu suruh manusia berbuat kebajikan dan kamu lupakan dirimu sendiri, sedang kamu membaca KItab. Tidakkah kamu berfikir?” (QS Al Baqarah : 44)
Untuk itu wajib bagi kita untuk melakukan perbaikan diri terlebih dahulu. Dan perbaikan diri mesti dilakukan secara optimal hingga menraih 10 ciri muslim ideal.
1. Bersih Aqidahnya (Saliimul Aqidah)
Dengan adanaya aqidah yang bersih hubungan dengan Allah swt betul-betul baik dan benar. Allah swt menjadikan nur baginya, dan ia berjalan dengan nur itu. Kepadanya berhak atas surge yang penuh kenikmatan.
“Barang siapa yang rela Allah sebagai Robnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya maka berhak baginya mendapatkan surga.” (HR Muslim )
Mereka itu senantiasa menjalin hubungan dengan Allah, berniat ikhlas dalam setiap kegiatan dan selalu mengingat akan hari akhir yang dijanjikan-Nya. Mereka juga senantiasa memelihara kesucian jiwa dan bathinnya, menyemai ruh dan niat berjuang demi Islam serta mempersiapkan diri dengan persiapan yang sempurna. Setiap saat menghindarkan diri dari pengaruh yang dapat menyeret kepada perbuatan haram. Mereka terbebas dari penyakit tahayul,syirik,khurafat, dan semata-mata mengabdi kepada Allah swt.
“Katakanlah sesungguhnya shalatku,ibadahku,pengabdianku,hidup dan matiku semua bagi Allah Tuhan semesta alam.” (QS Al An’am : 162)
2. Benar Ibadahnya (Shahiihul Ibadah)
Allah swt adalah indah dan bagus dan tidak menerima amal kecuali yang bagus. Dia menginginkan agar kita beribadah secara ikhlas benar dan sempurna.
“Dan mereka tidaklah disuruh, melainkan supaya menyembah Allah serta mengikhlaskan agama bagi-Nya.” (QS Al Bayyinah : 5)
Adapun kebenaran dan kesempurnaan ibadah terwujudnya ketika kita telah meneladani kepada cara-cara yang ditempuh oleh Rasulullah saw.
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu ada teladan yang baik bagimu..” (QS Al Ahzab : 21)
Dalam beribadah tidak dibenarkan sikap berlebih-lebihan, sebaiknya tidak pula kikir dan mengada-ada.
3. Terpuji Akhlaqnya (Matiinul Khuluq)
Yang dimaksud dengan akhlaq adalah suatu sifat yang tanpa adanya sifat tersebut sesuatu menjadi tidak indah. Rasulullah saw telah menjadi contoh kepada kita dengan keteladanan yang agung dalam bertingkah laku. Maka menjadi kewajiban kita mengikutinya. Allah swt telah member sanjungan kepada beliau Saw.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlaq agung.” (QS Al Qalam : 4)
4. Kuat Fisiknya (Qowiyyul Jismi)
Rasulullah saw bersabda “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah…” (HR Muslim)
Islam mengingatkan kita akan pentingnya fisik yang kuat,yang dengan itu kewajiban-kewajiban kita sebagai muslim bisa dikerjakan. Dalam rangka menjaga kesehatan perlu melakukan olah raga apa saja asal tidak melanggar ketentuan islam. Faktor makanan, tempat tinggal juga mesti diperhatikan. Dan yang terpenting adalah jangan sampai makan dari makanan dan minuman yang haram.
5. Mindidik Akal Pikirannya (Mutsaqqoful Fikri)
Muslim ideal adalah yang luas wawasannya. Tidak ada satupun kegiatan hidup seorang muslim yang tidak diikuti aktivitas pikiran meski sekecil apapun. Sedangkan derajat taqwa hanya bisa diraih bial kita berilmu.
“(Niscaya) Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah : 11)
6. Mampu Menundukkan Nafsumua (Mujahadatun Linafsihi)
Yang dimaksud adalah mengalahkan sifat-sifat yang mengarah kepada kejahatan. Setiap manusia mempunyai peluang untuk berbuat menyimpang dari kebenaran, terlebih lagi kalau hidap dalam lingkungan yang kurang baik. Dalam lingkungan seperti itu maka ilham yang masuk ke dalam diri kita lebih kuat adalah yang mengarah kepada kemaksiatan.
“Lalu diilhamkan kepadanya untuk berbuat sesat dan berbuat baik.” (QS Asy Syam : 8)
Hendaklah setiap kita bersungguh-sungguh dalam memerangi nafsu, sehingga melahirkan sikap terpuji bebas dari sikap dan tingkah laku yang tidak layak ditampilkan oleh seorang muslim.
7. Menjaga Waktunya (Hariishun ‘ala Waqtihi)
Rasulullah saw bersabda : “Ada dua nikmat yang manusia sering melupakannya yaitu kesehatan dan waktu luang.”
Hasan Al Bana mengatakan : “Waktu adalah kehidupan itu sendiri.” Barang siapa dapat memanfaatkan waktu dengan baik maka dialah yang berhasil dalam mengarungi kehidupan ini. Lebih lanjut, Hasan Al Bana juga mengatakan “Kewajiban kita jauh lebih banyak daripada waktu yang kita miliki.”
Sebagai seorang makhluk cipataan Allah kita punya kewajiban yang banyak kepada Allah swt. Sebagai seorang suami kita punya kewajiban kepada istri dan anak, dan begitu sebaliknya sebagai seorang istri kita punya kewajiban kepada suami dan anak kita.
8. Rapi dalam Semua Urusan (Munaadhamun fi Su’unihi)
Sebagai seorang muslim kita harus professional dalam segala segi. Dalam rangka mewujudkan amal yang baik, sisamping niat yang ikhlas dan evaluasi kerja dibutuhkan pula profesionalisme dalam penanganannya.
Adapun kerja dikatakan professional bila memenuhi tiga persyaratan, yaitu serius,semangat juang yang tinggi dan pengorbanan, serta kontinyu.
“Sesungguhnya Allah cinta apabila amal dari salah seorang diantara kamu adalah amal (kerja) yang profesioanal.” (HR Baihaqi)
9. Bermanfaat Bagi Orang Lain (Naafi’un Lighairihi)
Muslim ideal adalah yang kehadirannya di tengah-tengah umat dirasakan betul manfaatnya. Manfaat dalam pengertian selalu mendatangkan perbaikan. Dalam kondisi umat islam demikian mundurnya, setiap kita mesti berfikir “Apa yang bisa saya lakukan saat ini untuk umat isalam?”
Sungguh merugi orang yang keberadaannya tidak bermanfaat bagi orang lain.
10. Bisa Mandiri (Qaadirun ‘alal Kasbi)
Kemandirian amat diperlukan bagi tiap muslim dalam rangka mempertahankan prinsip hidupnya dan memperjuangkan agamanya. Ketergantungan kepada pihak lain sebenarnya telah mengurangi keleluasaan kita dalam berjuang. Telah banyak sejarah menulis,orang yang dulu tegar, lambat laun tapi pasti ketegarannya akan berkurang karena ketergantungan kepada pihak lain. Disinilah perlunya kita bisa berproduksi. Dengan produksi ini kita bisa menghidupi diri kita. Ingatlah bahwa sebaik-baik makanan adalah yang dihasilkan oleh tangan sendiri.
“Apabila telah di tunaikan shalat,maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al Jumuah : 10)
Demikian sepuluh ciri muslim ideal,mudah-mudahan Allah memberi kekuatan dan kemudahan kepada kita untuk dapat menggapainya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar